Pages

15 Okt 2012

Proyek Cepu Masih Terkendala Masalah Sosial



Pelaksanaan proyek Banyu Urip di Blok Cepu ternyata masih terkendala masalah non teknis. Masalah tersebut yakni seperti perijinan, sumber daya manusia, dan penyerapan komponen lokal.
Perkembangan pelaksanaan kontrak engineering, procurement,and construction (EPC) yang terhubungan dengan kondisi sosial lebih lambat dari target yang ditentukan. EPC I yang mengerjakan fasilitas proses produksi, EPC 2 yang membangun jalur pipa di darat, serta EPC 5 dengan kontrak pembangunan fasilitas infrastruktur dan waduk penampung air injeksi.
Contoh kendala yang mengemuka, pekerjaan EPC 5 belum dimulai karena terhalang belum keluarnya 29 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah (Pemda) Bojonegoro.
Sebaliknya, kontrak yang tidak terkait kondisi sosial, misalnya EPC 3 yang membangun jalur pipa laut dan EPC 4 yang membangun fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung realisasinya lebih tinggi dari target.
Menurut Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana, pihaknya terus berusaha proyek Cepu dapat sesuai target, yakni produksi 90.000 barel minyak per hari (bph) pada Mei 2014.
“Semua pihak, termasuk Pemda mesti mendukung penuh seluruh kebutuhan proyek,” katanya di Jakarta, Minggu (24/6/2012).
Berdasarkan data BP Migas produksi di blok pada Mei 2014 baru sekitar 50 persen dari total kapasitas fasilitas produksi. Produksi secara bertahap akan meningkat seiring bertambahnya jumlah sumur produksi. Ditargetkan, produksi 150.000 bph dapat terjadi pada Agustus 2014, dan akan menyentuh 185.000 bph pada November 2014. Dengan jadwal proyek yang sangat ketat itu, BP Migas meminta Mobil Cepu Ltd, operator blok Cepu, untuk melipatgandakan volume pekerjaan, tanpa mengabaikan kualitas
Seperti diketahui, lima EPC dengan total nilai kontrak sekitar US$ 1,3 miliar telah ditandatangani sepanjang tahun 2011. Dengan cadangan sekitar 450 juta barel minyak, Banyu Urip merupakan lapangan dengan cadangan minyak terbesar yang masih belum tereksploitasi. Gde menjelaskan, melihat tren eksplorasi yang lebih banyak menemukan gas, penemuan cadangan minyak sebesar Banyu Urip kemungkinan belum akan terulang dalam lima tahun ke depan.
“Proyek inilah yang membuat produksi minyak nasional dapat mencapai 1 juta bph,” kata dia.
Pembangunan fasilitas produksi penuh Lapangan Banyu Urip merupakan pekerjaan besar dengan kompleksitas yang tinggi. Fasilitas tersebut mencakup 49 sumur yang terhubung pada tiga anjungan; sebuah fasilitas pusat pengolahan; pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) bermuatan minimal 1,7 juta barel, dan kapal tanker yang akan mengangkut minyak dari FSO tersebut.
MCL dan Ampolex (Cepu) PTE Ltd. keduanya merupakan anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation yang merupakan pemegang 45 persen saham partisipasi dalam Blok Cepu. Kedua perusahaan ini berpartner dengan Pertamina EP Cepu yang juga memegang 45 persen saham partisipasi, serta Badan Kerja Sama Blok Cepu (BKS) yang memegang 10 persen saham partisipasi.


0 comments:

Posting Komentar